Oleh: Rindang Resita
Rizki
Cantik,
lembut, dan terkadang sedikit manja, perpaduan yang sangat pas untuk bisa
dikatakan menarik, begitulah kira-kira
wanita. Dengan prediksi paling rendahpun wanita tetap akan terlihat menarik. Tapi
tahukah anda bahwa diluar itu wanita ternyata mempunyai “jobdesk” yang sangat berat.
Saya
jadi teringat ketika dulu saya duduk dikelas dua Madrasah Tsanawiyah, guru saya
pernah berpesan: “jadilah wanita yang solihah ketika kamu dewasa kelak nak.., karena
generasi masa depan berada ditangan kita, wanita”, begitu kira-kira perkataan
beliau, lembut tapi tegas. Ketika itu pikiran saya belum bisa mencerna secara
sempurna apa yang beliau katakan, yang terkesan dibenak saya hanyalah mengapa
wanita harus menanggung beban sebesar itu?, “susah juga menjadi wanita”.
Kurang
lebih sembilan tahun saya mencoba untuk memahami dan mengerti mengapa guru saya
berpesan begitu, dan akhirnya sedikit demi sedikit saya paham. Karena nyatanya
fenomena hidup menjadikan saya mengerti mengapa wanita harus bertanggungjawab
atas generasi masa depan. Bisa dibayangkan ketika sang bayi baru saja lahir,
orang pertama yang ia lihat adalah ibu dan dia akan berguru pada ibu. “Al ummu madrosatun, al ummu madrosatul ula”
(ibu adalah guru, dan ibu adalah guru pertama bagi manusia). Tidak ada satupun orang
didunia ini yang tidak berguru kepada ibu.
Hal
itu diperkuat dengan penjelasan Ustadz Hasanain Juaini, pengasuh pondok
pesantren Nurul Haramain di daerah Lombok yang pernah menyampaikan di sebuah
Talkshow yang diadakan stasiun televisi swasta, “kalau ada orang bertanya
mengapa sekarang bangsa Indonesia seperti ini?, jawabnya adalah karena bangsa
ini tidak diajarkan oleh guru-guru yang baik, karena bangsa ini tidak
menyiapkan ibu-ibu yang baik untuk menjadi guru yang baik bagi anak-anak. Jadi,
tidak berlebihan rasanya jika saya mengatakan bahwa wanita adalah inti dari
kehidupan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Dr. Adullah Azzam ketika membahas
tentang keruntuhan khilafah. Beliau menyampaikan bahwa musuh Islam telah
mengerti bahwa langkah yang paling strategis untuk menghancurkan islam adalah
dengan membuat rusaknya para muslimah, sehingga mereka tidak dapat menjadi satu
generasi yang baik, terlebih untuk mendidik generasi yang baik pula.
Dari
sana saya jadi semakin mengerti tentang “beban” seorang wanita dan apa yang
harus saya lakukan sebagai perempuan. Saya juga mulai ikhlas menerima takdir bahwa
dilahirkan sebagai wanita memang harus siap untuk menjadi kuat dan tangguh,
bahkan perlahan saya merasa beruntung dilahirkan sebagai wanita. Karena apakah
anda tahu bahwa tanpa disadari, Allah menciptakan otak wanita dengan dilengkapi
berbagai kemampuan unik yang menakjubkan. Hal ini diungkapkan baru-baru ini oleh
Ahli psikiatri Dr. Louann Brizendine dengan hasil penelitiannya selama 20 tahun
tentang otak wanita, bahwa otak wanita memang di desain sedemikian rupa
sehingga mereka MEMPUNYAI
ketangkasan verbal yang luar biasa, kemampuan untuk menjalin persahabatan yang
mendalam, kemampuan yang nyaris menyerupai cenayang dalam membaca wajah dan
nada suara, kemampuan untuk mengenali emosi dan keadaan pikiran, serta
kemampuan untuk meredakan konflik. Hal itu sudah tertata kuat dalam otak perempuan.
Brizendine juga menjelaskan bahwa semuanya
itu adalah bakat-bakat yang dimiliki perempuan sejak lahir dan tidak dimiliki oleh
laki-laki. Dengan semua kelebihan itu wanita akan lebih mudah dalam menjalankan
tugasnya didunia terlebih dalam mengasuh dan mendidik anak serta menjadi
navigasi bagi sebuah rumah tangga.
Begitulah
Allah Subhanahu wata’ala, kembali Dia membuktikan kepada kita bahwa Dia adalah
Maha Adil (Al ‘adl), Maha Pandai (Ar rosyiid), dan Maha menyeimbangkan (Al qaadir) seperti yang tercantum dalam
Asma’ul Husna.
Jadi,
mulai sekarang rasanya saya sudah tidak punya cukup alasan untuk hanya menjadi
wanita yang biasa-biasa saja. Karena karunia-Nya sudah jauh lebih besar
dibanding dengan “beban” yang dititipkan kepada saya sebagai wanita. Terimakasih
Wahai Robb..karena aku bahagia terlahir sebagai wanita.
Referensi:
Al Quran Al Karim
Brizendine, Louann. (2010). Female Brain. Jakarta: Ufuk Press.
Hasil talkshow bersama Ustadz Hasanain
Juaini di Kick Andy 4 Maret 2012
Pengalaman pribadi