Thursday, August 9, 2012

Ibu adalah segalaku

Bulan puasa ini sepertinya terasa lebih berkesan. Bagaimana tidak, sejenak teringat kondisiku pada bulan ramadhan tahun lalu. Tepat pada hari ke sepuluh ramadhan aku jatuh sakit dan terpaksa di opname di rumah sakit. Ibu yang biasanya disibukkan dengan aktivitas mengurus adik-adikku seketika banting setir berpindah fokus, mengurusku. Di wajahnya tersirat kecemasan luar biasa yang tertahan ketika aku masuk ruang gawat darurat, entah ditahan atau memang tidak pernah sempat diungkapkan. Ada rasa GR di hatiku, ternyata cuma karna aku sakit begini saja ibu sudah secemas itu, horeeee, hihi. Jadilah sehari-hari aku semakin dekat dengannya, makan disuapin, minum diambilin, dipegangin gelasnya, ke kamar mandi pun ditemenin. Begitulah ibu selalu menemaniku tanpa menjauh sedikitpun, tanpa mengeluh meskipun proses puasanya jadi sangat apa adanya, dengan menu sahur dan buka seadanya, hiks..sediihh.

Aku tidak pernah tahu mengapa Allah menciptakan makhluk sehebat itu. Software apakah yang diinstal di raga itu sehingga dia mampu berbuat demekian. Bukan hanya itu, masih banyak kisah yang membuktikan bahwa dia bukanlah makhluk biasa. Banyak cerita yang semakin meyakinkan bahwa pasti tidak begitu saja tujuan dia diciptakan. Dia ada ketika kedukaan datang, dia disisi ketika orang tersayangnya terluka, dia disamping ketika anak-anaknya butuh sandaran, dan dia adalah ibu.

Jika kamu adalah wanita, maka aku bilang diawal diskusi ini “mari bersyukur”, karena kelak pasti kamu akan menjadi ibu. In sya Allah. Dan seperti diatas tadi aku katakan, bahwa pasti tidak begitu saja tujuan kita diciptakan. Kalau aku katakan kita diciptakan untuk melakukan hal yang besar apakah kamu setuju?..

“al ummu madrosatun, al ummu madrasatul ula”, ibu adalah sekolah, ibu adalah sekolah yang pertama bagi anak-anak. Dan karena tidak ada manusia di dunia ini yang lahir tanpa seorang ibu maka bisa disimpulkan bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak berguru pada ibu. Jadi setidaknya bisa dibayangkan, jika di setiap rumah tangga itu terdapat ibu-ibu yang baik maka sangat bisa diharapkan akan lahir pula anak-anak yang hebat dari sana. Yang pada akhirnya semua itu akan membentuk peradaban yang cerdas dan berkarakter.

Namun realita seringkali tidak berbanding lurus dengan pemikiran dan harapan. Permasalahan klasik yang dewasa ini banyak terjadi adalah semakin pudarnya paradigma bahwa ibu hanyalah hal yang wajar dari setiap kehidupan. Tidak ada istimewa dan tidak ada yang bisa diharapkan dari seorang ibu, baiasa saja. Bisa jadi anggapan para gadis saat ini adalah yang penting nanti bisa menikah (syukur dengan orang yang dicinta), hamil, dan bisa melahirkan dengan selamat. Bahkan menurut mini observasi yang pernah aku lakukan terhadap beberapa gadis tersebut, jarang dari mereka yang menyebutkan “pingin jadi ibu yang luar biasa” ketika sudah punya anak kelak.

Kebanyakan dari mereka justru cenderung kepada mau mereka apakan anak-anaknya kelak. Seperti sedikit kutipan percakapanku dengan salah satu dari mereka dibawah ini:
Aku: wah..adeknya cantik banget yaahh.., namanya siapa..? (sapaku pada ibu muda yang sedang menggendong putrinya yang kira-kira berusia 6 bulan), dia adalah tetanggaku, usianya hanya selisih beberapa tahun di atasku.
Ibu itu:”hehe, iya nih mbak..., besok kalau besar mau jadi artis og ya nduk..” (sambil tersenyum bangga)
Aku: glegg *nelen ludah, sambil senyum terpaksa karna takjub.
Aduuhhh, sebenarnya ada apa sih dengan dunia akhir-akhir ini.., semakin aneh-aneh aja orangnya, hehe.

Seketika aku jadi sedikit sedih, bagaimana bisa seperti itu..?, trus dimana aku harus meletakkan harapan-harapanku untuk ikut membangun peradaban yang baik, yang berkualitas, dan berkarakter. Belum tentu juga jika diposisi serupa aku bisa sebaik atau bahkan lebih baik dari ibu-ibu itu tadi..., uhmm, jadi sedih...
Tapi setidaknya aku pernah punya mimpi untuk berbuat baik, ingin menjadi ibu yang baik, yang hebat, dan melahirkan anak-anak hebat pula. Punya komunitas yang seperti itu juga termasuk dalam cita-citaku. Jadi apakah kamu mau menemaniku untuk meraih mimpiku?..apakah kamu mau untuk menemaniku agar bisa menjadi seperti itu..?. ayolah...

Kita saling mengingatkan kalo salah satunya salah, kita saling menguatkan jika salah satunya lemah, dan kita saling membantu jika salah satunya butuh.
Setidaknya kelak kita bisa mendengar celoteh kecil buah hati kita, mereka berkata: “IBU ADALAH SEGALAKU”.

3 comments:

  1. kalo berminat dan mau bergabung, akan ada artikel setelah ini, in Sya Allah dengan tema "menjadi ibu cerdas sejak dini"... :-)
    coming soon..., in sya Alloh..hehee

    ReplyDelete
  2. Ibu bagiku adalah srikandi di singgasana hati, selamanya... ;)

    oke, I'm waiting for your notes..

    ReplyDelete